NURSING CARE

Kamis, 17 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKHOPNEMONIA



 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN BRONKHOPNEMONIA
   
PENGERTIAN

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Atau pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada perenchim paru yang terjadi pada anak.

Bronkhopneumonia adalah pneumonia yang terjadi pada lobulus paru yang disebut juga Pneumonia Lobularis.

TANDA DAN GEJALA

Serangan akut dan membahayakan, Demam tinggi (Pneumonia virus bagian bawah), Batuk, Rules (Ronchi), Wheezing, Sakit kepala, malaise, myalgia (pada anak), Nyeri abdomen

Suhu tubuh dapat naik mendadak sampai 39-400 c, dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

PENATALAKSANAAN


1.                    Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).
2.                   Umur < 3 bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :  
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.
3.                  Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
-        Eritromisin (dosis sda) atau
-        Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
4.                  Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
5.                  Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
-        kemajuan klinis penderita
-        jenis kuman penyebab



Indikasi rawat inap :
-              Ada kesukaran  napas, toksis.
-              Sianosis
-              Umur kurang dari 6 bulan
-              Adanya penyulit seperti empiema
-              Diduga infeksi Stafilokokus
-              Perawatan di rumah kurang baik.

Pengobatan simptomatis :
-              Zat asam dan uap.
-              Ekspetoran bila perlu

Fisioterapi :
-              Postural drainase.
-              Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.

 


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi.
Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
·         Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
·         Luas daerah paru yang terkena.
·         Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.

 

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Identitas.
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

Riwayat Keperawatan.
-          Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
-          Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
-          Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
-          Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
-          Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.



-          Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
-          Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
-          Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

Pemeriksaan persistem.
-       Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
-       Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.
-       Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.
-       Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).
-       Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
-       Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
-       Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
-       Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .
-       Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING TERJADI

1.                Ketidakefektifan  bersihan jalan napas  b.d. produk mukus berlebihan dan kental,  batuk tidak efektif.
2.               Gangguan pertukaran gas b. d. meningkatnya sekresi dan akumulasi exudates serta
perubahan membrane alveolar.
3.              Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.
4.              Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi  bronchial.
5.              Hipertermi b.d proses inflamasi paru.
6.              Kurangnya volume cairan b.d demam, menurunnya intake, dan tachypneu.
7.              Kecemasan b.d dyspneu dan hospitalisasi









PERENCANAAN

 

-       Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan meningkatnya sekret.

-       Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi  bronchial.

-       Gangguan pertukaran gas b.d meningkatnya sekresi dan akumulasi exudates.

Intervensi:

-            Kaji status pernafasan setiap 2 jam, suara nafas, rhytim, penggunaan otot-otot accessory, warna kulit, tanda-tanda vital dan tingkat kegelisahan.

-            Tinggikan posisi kepala diatas tempat tidur (hindari penggunaan posisi duduk pada bayi karena dapat meningkatkan tekanan diafragma)

-            Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi

-            Bila anak toleran, berikan kebebasan untuk memilih posisi yang nyaman .

-            Kaji batuk dan kedalaman pernafasan.

-            Berikan oksigen sesuai program therapi.

-            Rencanakan dan buat jadwal secara periodik untuk istirahat.

-            Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi (buku-buku, puzzles, video games, dan lain-lain)

 

-       Kurangnya volume cairan b.d demam, menurunnya intake, dan tachypneu.

Intervensi:

-            Kaji turgor kulit dan membran mukosa

-            Berikan cairan peroral atau inravena terapi

-            Monitor intake dan output

-            Kaji tanda-tanda dehidrasi (oliguria, ubun-ubun cekung, BB menurun)

-            Timbang berat badan

-            Kaji demam setiap 4 jam dan berikan antipiretik, analgetik dan antibiotik sesuai program

 

-       Kecemasan b.d dyspneu dan hospitalisasi

Intervensi:

-            Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti

-            Anjurkan orang tua untuk menemani anak

-            Anjurkan orang tua dan anak mengekspresikan perasaan secara verbal dan perhatian serta respon yang empati

 

-       Hipertermi b.d proses inflamasi paru.

Intervensi:

-            Jelaskan tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatannya

-            Instruksikan untuk memberikan cairan yang adekuat dan istirahat

-            Instruksikan orang tua untuk memberikan obat antipiretik bila demam dan suhu diatas 38,40c sesuai program

-            Hindari merokok dekat anak yang sakit

-            Instruksikan orang tua untuk melakukan follow up bagi anaknya sesuai program yang dijadwalkan

 

Pelaksanaan

Selama perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien dan memprioritaskannya. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi.

Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir proses keperawatan, melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar