BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Cairan infus dextrose 5% merupakan
cairan nutrisi parenteral yang paling sering digunakan di klinik/ruang
perawatan. Penggunaan cairan infus ini sebagai pilihan untuk nutrisi parenteral
karena ada beberapa alasan. Alasan tersebut diantaranya, glukosa yang
terkandung didalam cairan infus ini fisiologis bagi tubuh karena memang biasa
terdapat dalam darah, mudah didapat, murah, mudah pemberiannya untuk berbagai konsentrasi (5-40%), dan mudah dipantau (1). Di ruang perawatan rumah sakit,
cairan infus dextrose 5 % sering digunakan pada pasien yang menderita penyakit
jantung, lever, ginjal, malaria dan bahkan pada diabetes mellitus dengan
hipoglikemi (2).
Dalam cairan infus dextrose 5%
terdiri atas glukosa yang dilarutkan dalam pelarut air. Larutan ini mempunyai
osmolalitas serum sebesar 252 mOsm/L, memberikan kurang dari 200 kkal dan
merupakan sumber kecil kalori untuk kebutuhan sehari-hari (3). Sebagian besar
glukosa memiliki bentuk siklik hemiasetal yang terbentuk lewat penggabungan
rantai aldehid yang terbuka dengan gugus hidroksil (alkohol). Rantai aldehid
yang terbuka dan struktur siklik hemiasetal berada dalam keadaan yang seimbang
(4) . Rantai terbuka merupakan bentuk reaktif glukosa dan sangat mudah ter
oksidasi, sehingga terbentuk senyawa α,β-dikarbonil (4). Oksidasi glukosa
tersebut dapat dipercepat dengan adanya foto oksidasi yang bersumber dari lampu
neon atau sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet (UV) (5).
Ultra violet termasuk gelombang
radiasi elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 100-400 nm (6). Sinar
ultra violet yang dihasilkan dari lampu neon mampu diserap oleh molekul
oksigen, akibatnya terbentuk molekul oksigen yang baru, yang memiliki struktur
elektronik yang berbeda dari molekul sebelumnya. Molekul oksigen tersebut
dinamakan molekul oksigen singlet (¹O2). Molekul oksigen tersebut merupakan turunan oksigen yang bersifat
reaktif (7). Kereaktifan molekul oksigen singlet ini dapat memodifikasi
struktur molekul glukosa seperti yang
terdapat di dalam cairan infus.
Penelitian sebelumnya telah
disebutkan bahwa glukosa dapat mengalami oksidasi akibat adanya sinar lampu neon.
Hal ini menyebabkan glukosa yang berstruktur rantai lurus banyak mengalami
oksidasi membentuk senyawa dikarbonil. Laju pembentukan senyawa dikarbonil ini
juga dipengaruhi oleh pembentukan molekul oksigen yang reaktif. Adanya
molekul-molekul oksigen reaktif yang diperantarai oleh sinar UV yang dihasilkan
oleh lampu fluoresen, diduga juga berperan di dalam laju oksidasi glukosa (8).
Meski demikian pada penelitian tersebut belum mengukur pengaruh pajanan lampu
neon terhadap kadar glukosa. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diteliti
pengaruh radiasi sinar ultraviolet (UV) terhadap kadar glukosa yang terdapat di
dalam cairan infuse dextrose 5 %.
B. Rumusan Masalah
Cairan infus dextrose
5 % merupakan cairan infuse yang sering digunakan di ruang perawatan. Dalam
penggunaannya cairan infus dextrose 5 % sering terpajan oleh adanya sinar
matahari dan lampu neon yang mengandung sinar ultraviolet. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, radiasi UV dapat menyebabkan kerusakan glukosa yang
ditandai oleh pembentukan senyawa dikarbonil. Apabila terjadi kerusakan glukosa
maka kualitas cairan tersebut akan berubah dan potensinya berkurang yang
menyebabkan tujuan dari terapi tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan waktu
yang lama dalam proses penyembuhan dan perawatan. Dengan demikian, rumusan
masalah penelitian ini adalah “ bagaimana pengaruh radiasi sinar ultraviolet
terhadap kadar glukosa dalam cairan infus dextrose 5 % ? “
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh radiasi sinar ultraviolet terhadap kadar glukosa dalam
cairan infus dextrose 5 %.
Tujuan khusus penelitian ini
mengukur kadar glukosa pada cairan infus dextrose 5 % pada 0 jam, 30 menit, 60
menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit, dan 180 menit setelah dipajan sinar ultraviolet.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya bahwa cairan
infus dextrose 5 % yang digunakan selama ini beresiko mengalami fotooksidasi
dari sinar ultraviolet.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat diambil kesimpulan bahwa kadar glukosa dalam cairan infus dextros 5%
mengalami penurunan akibat pengaruh radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berasal
dari lampu UV λ = 200 nm. Penurunan kadar glukosa tersebut mengikuti persamaan Y
= -0,164x + 48,49 dengan koefisien korelasi R² = 0,979 ( x = Lama pajanan UV, y
= Kadar glukosa ).
B.
Saran
Hasil penelitian ini telah
menggambarkan pengaruh radiasi sinar ultraviolet yang dihasilkan lampu UV λ =
200 nm terhadap penurunan kadar glukosa cairan infus dextrose 5%. Akan tetapi, hasil
penelitian ini hanya menggambarkan dari desain model ruang perawatan yang telah
disetting di laboratorium kimia Fakultas Kedokteran Unlam Banjarbaru saja.
Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan di ruang perawatan rumah sakit
atau puskesmas perawatan untuk mengetahui gambaran sebenarnya dari pengaruh
radiasi sinar UV yang dihasilkan lampu neon atau sinar matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar